 |
| Ibu Pertiwi Indonesia |
Pagi hari seperti biasa Ipda Ma'ruf beserta warga menyapu taman perbatasan RI-PNG di ujung timur Indonesia dengan kerendahan hati, bukan apa-apa, mereka hanya ingin wajah ibu pertiwi terlihat selalu segar dan cantik dimata negara tetangga.
Setiap hari beberapa warga Papua Nugini mengayun sepeda selama beberapa hari menuju Indonesia untuk membeli bahan pokok. Jadi, taman dan gerbang selamat datang menjadi wajah pertama ibu pertiwi dimata tetangga. Dan sebenarnya kecantikan sejati yang seharusnya sudah kita usahakan diseluruh daerah perbatasan adalah kesejahteraan masyarakat. Boleh jadi, warga Papua New Guinea (PNG) melihat Indonesia begitu cantik karena ketersediaan logistik di kampung Sota yang cukup bagus dengan harga yang cukup terjangkau.
Harga beras 15 Kg di Sota per Januari 2016 sebesar Rp. 125.000 dan harga minyak goreng 1 liter sebesar Rp. 20.000, cukup murah untuk kategori desa perbatasan, bandingkan dengan desa perbatasan Long Apari di Kalimantan yang harga beras 25 Kg diwaktu yang sama seharga Rp. 900.000. Tak heran, banyak yang lebih memilih berbelanja ke Malaysia karena harga bahan pokok di negara tetangga lebih murah dan mudah diakses daripada ke ibukota kabupaten sendiri.
Di gerbang mentari ibu pertiwi masyarakat Sota dan jajaran keamanan polisi, koramil, kopassus dan satgas perbatasan menjadi benteng pertahanan terdepan dalam upaya menjaga keutuhan NKRI. Disamping pertahanan militer, ketahanan pangan juga sudah mulai dikembangkan dengan membentuk kelompok-kelompok tani untuk mengolah tanah Sota yang subur (berbagai macam sayur kecuali padi).
Karena Sota adalah wajah pertama bangsa Indonesia. Sudah seharusnya negara hadir untuk mempercantik wajah ibu pertiwi secara fisik maupun sosial ekonomi masyarakat.
No comments:
Post a Comment