Sunday 10 January 2016

Warga Papua Nugini di Sota

| No comment
Banyak masyarakat perbatasan RI - Malaysia di kalimantan membeli bahan kebutuhan sehari-hari mereka ke negara tetangga Malaysia. Karena harga dan akses menuju Malaysia yang lebih murah dan mudah dibandingkan jika harus membeli dipusat kabupaten sendiri. Hingga perlahan mengikis nilai nasionalisme warga perbatasan.

Pemandangan sebaliknya anda dapatkan di Sota, perbatasan RI - Papua New Guinea (PNG). Sota memiliki ketahanan pangan yang cukup bagus, disetiap jalur memiliki minimal satu penjual bahan pokok dengan harga bagus (untuk daerah perbatasan). Disini beras 15 kilogram dihargai Rp. 125.000 (Januari 2016), bandingkan dengan daerah long apari di Kalimantan yang beras seberat 25 kilogram dihargai Rp. 900.000, 

Oleh sebab itu hampir setiap hari terlihat masyarakat perbatasan berpaspor PNG berkunjung ke Sota untuk membeli bahan sembako untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Hutan belantara menjadi kendala di perbatasan, terlebih jarak kampung mereka ke ibukota Port Moresby yang jauh membuat pembangunan mereka jauh tertinggal dibanding Sota.

Seperti pasar di perbatasan, disini berlaku pula dua mata uang, rupiah dan kina. Satu kina dihargai Rp. 4.000. Salah satu warung yang ramai dikunjungi oleh warga PNG adalah warung pakde Ahsan dan bude Ayu. Warung milik pendatang dari jawa yang telah berdiri sejak tahun 2005. Disana menyediakan bahan sembako, pakaian, minuman serta pulsa.

***

Perjalanan jauh melewati sungai ditempuh oleh orang PNG untuk mencapai Sota. Dengan mantap mereka mengayun sepeda retro layak pakai dari pagi hari hingga hari berikutnya, perjalanan selama dua hari satu malam harus mereka tempuh untuk memperoleh sembako. Jika cuaca cerah dan arus sungai tak besar mereka dapat mempercepat perjalanan, dan jika cuaca sedang buruk mereka lebih memakan waktu lama diperjalanan. 

Belum lagi perjalanan pulang ke rumah. Sepeda kosong mereka telah berisi bahan sembako yang cukup berat. Ayunan sepeda kini memerlukan tenaga lebih dan tentu akan memperlambat perjalanan pulang. Seperti itulah perjuangan masyarakat PNG diperbatasan untuk bertahan hidup dari kelaparan. 

***

Selain pembeli bahan sembako, banyak siswa PNG yang menuntut ilmu di Sota. Mereka adalah siswa sekolah menengah kejuruan Sota. Mereka tinggal disebuah mess atau rumah warga setempat. Mereke menuturkan, mendapat beasiswa dari pemerintah PNG untuk bersekolah di Indonesia yang kualitasnya lebih bagus dibandingkan di daerah asal mereka.
Tags :

No comments:

Post a Comment

Popular Posts

Accordition

sotamerauke.com adalah sebuah website yang memuat konten tentang seluk beluk kampung Sota terutama dari sudut pandang pariwisata. Mulai dari info objek wisata sampai travel guide.

Ketersediaan informasi tentang Sota, Merauke khususnya di dunia maya yang masih sangat minim menggugah admin untuk mencoba menampilkan sebanyak mungkin informasi tentang sota untuk membantu traveller yang hendak menginjakkan kaki di ujung timur Indonesia.

Admin bisa dihubungi untuk keperluan informasi tambahan yang anda butuhkan dan kritik saran sangat kami butuhkan untuk perbaikan website kedepannya. Bisa anda sampaikan melalui email wahyunur.topo@gmail.com. Admin adalah patriot energi program penggerak energi tanah air kementerian energi dan sumber daya mineral.

Patriot energi program penggerak energi tanah air merupakan program kementerian esdm yang bertujuan untuk melakukan pendampingan masyarakat yang menerima bantuan energi listrik terbarukan (solar cell) agar pemanfaatannya tepat sasaran dan membawa dampak yang positif baik dari segi ekonomi, sosial, pendidikan masyarakat dan pariwisata.