Pemerintah pusat, daerah serta masyarakat terus berupaya untuk meningkatkan kunjungan wisatawan mancanegara (wisman) maupun wisata nusantara (wisnus) dengan mengadakan festival, promosi dan peningkatan sarana penunjang seperti penginapan dan akses transportasi.
Tugu 0 km Indonesia di kampung Sota kini dapat diakses dengan mudah oleh wisatawan karena jalur transportasi darat yang sudah bagus. Kondisi kampung yang damai dan kebersihan taman perbatasan yang terawat mampu memberikan rasa nyaman terhadap wisatawan, termasuk Ayu Nur Syafi'i beserta teman-temannya dari instansi Badan Informasi Geospasial (BIG) yang sempat mengunjungi Merauke pada tanggal 23-24 agustus 2016 lalu.
Disela-sela tugas melakukan perawatan cors, ia menyempatkan mengunjungi titik 0 km yang juga merupakan salah satu tugu batas wilayah negara Republik Indonesia yang dirawat juga oleh BIG. "suasana Sota damai seperti di Sragen (kota asal ayu -red) dan taman perbatasannya cukup bersih. Jalan kesini cukup bagus." kata Ayu. Saat perjalanan menuju Sota dari pusat kota Merauke, ia menyesalkan tidak melihat fauna khas Papua saat melintasi Taman Nasional Wasur, tidak seperti halnya di Taman Nasional Baluran yang masih terjaga keanekaragaman faunanya.
"Pas lewat di Taman Nasional (Taman Nasional Wasur) ngga lihat binatang (fauna khas), ngga seperti di Baluran." sesal ayu. Diawal tahun 2000an masih mudah kita jumpai rusa, saham (kanguru) atau binatang lain berkeliaran disekitar jalan Merauke menuju Sota khususnya di kawasan Taman Nasional Wasur, namun oleh karena perburuan liar memaksa hewan khas tersebut melarikan diri ke hutan Papua Nugini yang lebih tenang dan aman.
"Disini rusa dijadikan bahan makanan seperti sate, bahkan cilok-pun dari daging rusa. Mungkin harus difikirkan soal konservasinya juga ya." harapnya. Tentu harapan dari Ayu tersebut mewakili keinginan dari wisatawan yang ingin melihat rusa, kanguru dan fauna khas lainnya. Jangan sampai julukan kota rusa hanya sekedar julukan masa lalu dan akan terkikis seiring berkurangnya jumlah fauna khas yang mulai berkurang.
Terlepas dari persoalan diatas, ayu menikmati dua hari ia di Merauke. Terlebih secara resmi dia sudah menginjakkan kaki di ujung timur Indonesia yang berbatasan langsung dengan Papua Nugini. Kepuasan tersendiri yang jarang bisa dilakukan oleh orang lain.
No comments:
Post a Comment